Sunday, December 18, 2016

Kebetulan kah?

Apakah ada yang namanya kebetulan?

Tadi pagi, sewaktu ingin berangkat ke vihara, karena rumah nya di dalam gang  saya harus berjalan sekitar 1 km untuk mendapatkan kendaraan, saya ingin naik ojek aja. Dalam perjalanan keluar gang  saya bertemu seseorang yang mengendarai mobil, menawarkan bantuannya untuk mengantarkan saya, karena tempat tujuannya pun melewati tempat tujuan saya. Dengan sedikit ragu, tapi saya menghargak itikad baik nya untuk mengantatkan saya, akhirnya saya terima tawarannya. singkat cerita, sampailah saya dia vihara.

kemudian saat pulang, saya naik ojek kembali, dari awal memang berencana untuk berhenti di depan gang saja, sisa perjalanan ke rumah mau saya tempuh dengan berjalan kaki. Tapi, saat saya turun, sesaat setelah membayar ongkos ojek, paman saya yang ingin pulang, yang dengan kebetulan baru dari rumah sampai di depan gang, persis di depan saya, "lah kamu ngapain jalan, ayo naik" sapa nya. Naiklah saya, dan sampai di rumah dengan waktu yg singkat.

Terkadang, saya percaya apapun yang kita butuhkan sebenernya telah disediakanNya, saya ga tau apa yang terjadi jika tidak bertemu orang2 itu untuk mengantarkan saya. Saya percaya, niat baik selalu mendapat jalan yang mudah dariNya.

Amin

Monday, December 12, 2016

Mencermati Discount

Siang Ini saya mendatangi sebuah Plaza, terakhir saya kemari puluhan tahun yang lalu, seingat saya, tempat ini memang ga terlalu besar tempatnya, produk yang disediakan juga lumayan beragam, terutama produk fashion.

Hari ini saya datang kembali karena menurut info disini lagi discount besar2an, semua produk fashion dijual dg potongan harga mulai dari 40% hingga 70%, tertarik? tentu saja.

Memasuki pintu, sudah disuguhkan bertroli2 pakaian dg tag disc 50%, baju yang sama sekali tidak tersusun rapi akibat diacak2 pembeli ataupun calon pembeli, tidak tampak satupun pramuniaga yang berjaga, ah mungkin saja mereka sedang berjaga di dalam, pikirku.

Sampai di dalam, saya dibuat lebih terkejut, baru kali ini saya menyaksikan toko yg menyuguhkan  discount dg keadaan sebrutal ini, saya terkejut melihat spot pajangan sepatunya, itu berantakan banget, sama sekali tidak tersusun, terlihat benar2 seperti diobral, masih rapi an juga toko sepatu pinggir jalan, sedangkan ini kan Plaza, tempat ber AC dan lumayan nyaman untuk tempat belanja.

Saya susuri lebih dalam, pakaian2 yang dipajang, tampak terlihat sudah tidak penuh, gantungan2 baju yang dibiarkan terlihat kosong, mata saya tertuju pada sebuah celana, biru, polkadot kecil, ukuran 3/4, saya coba teliti tag harga, ga ditemukan. "Mba, ini harga nya berapa?" tanya saya ke pramuniaga yang kebetulan lewat. 'oh itu ada baju nya' jawabnya seadanya, mungkin menyuruh saya untuk mencari baju nya, dan mungkin tag harga ada di bajunya. saya berusaha mencari sendiri, saya bongkar2, tapi ga saya temukan juga baju yang senada. "mba , ga ada nih bajunya" tanya saya lagi. Mba nya diam saja, sambil berlalu. Kecewa. Hilang selera saya untuk belanja.

Apakah seperti ini layaknya memperlakukan barang discount? Discount harga berarti juga discount pelayanannya? Padahal pelayanan sama pentingnya, lebih penting malah, pelayanan yang baik, mendorong untuk orang untuk membeli produk lebih besar.

Discount bukan berarti mengurangi kualitas produk dan kualitas pelayanan. Ini yang harus dicermati produsen, produsen yang baik tidak membuat customer merasa dibodohi dan dibohongi atas nama Discount. 

Memberi dengan Tulus, Memberi dengan Kerendahan Hati

Sore ini, saat saya sedang santai berselancar di beranda social media, menemukan sebuah foto yang cukup sontak membuat mata saya berkaca-kaca, tiba-tiba rasa bergejolak tak kuasa menahan haru.

Menurut akun tersebut (sengaja tidak saya cantumkan nama akun itu agar tulisan saya ini tidak terkesan ingin menistakan agama tertentu seperti yang sekarang ini sedang marak terjadi) itu adalah aksi pemberian sumbangan untuk korban Bencana Gempa di Pidie Aceh beberapa waktu lalu.

Tampak terlihat jelas penerima sumbangan berdiri berbaris sejajar, sementara pemberi membungkukan setengah tubuhnya sambil menyerahkan barang bantuan.

Itu Epic menurut saya, seharusnya seperti itulah jika kita memberi, itu yang namanya memberi dengan tulus, memberi tanpa mengharap apa-apa selain pemberiannya bisa diterima dengan murah hati, tanpa prasangka, itu sudah cukup. Beda dengan yang selama ini saya saksikan, penerima yang cenderung membungkukan badannya tanda hormat dan sebagai rasa ungkapan terima kasih  kepada pemberi, seolah-olah ada kesombongan dalam aksi pemberian nya.

Semoga kita semua bisa menjadi pemberi yang demikian, pemberi yang tulus, tanpa akal "bulus".

Tuesday, December 6, 2016

Lowest Point

Setiap orang pasti mengalami lowest point dalam hidupnya secara sadar ataupun tidak, siapapun dia tanpa memandang usia, tanpa melihat profesi, tanpa melihat latar belakangnya, apakah dia pelajar, apakah dia mahasiswa, bapak-bapak, ibu-ibu, apapun pekerjaannya tukang sapu jalanan, pegawai kantor, eksekutif muda, direktur, manager, pemilik perusahaan, dsb.

Apakah itu Lowest Point? Saat diri mengalami saat2 sulit, saat sedang mengalami masalah, tak tahu harus berbuat apa yang terbaik, sepertinya semua jalan buntu yang ditemui, tak ada tempat yang tepat untuk menumpahkan segala resah, tak ada orang yang bisa dipercaya, tak ada yang mampu memberi nasihat yang tepat, benar-benar tak tahu kemana arah melangkah, sulit, sungguh sulit.

Apakah diantara kalian pernah mengalami hal ini, atau bahkan sedang mengalaminya? jika Iya, bersyukurlah, karna itu berarti kalian hidup, hidup adalah tentang roda yang berputar, kadang di atas kadang dibawah, ga perlu khawatir, karna kita tahu, roda yan berputar, ada kalanya dibawah, pasti nanti akan kembali naik ke atas, terasa pelan, tapi yang jelas pasti, dengan catatan, kita tidak berputus asa, inilah saat yang tepat untuk lebih mendekatkan diri dengan Yang Maha Kuasa, dimana saat2 lainnya biasanya kita lupa akan hadirNya, ini cara Dia menarikmu kembali ke hadapanNya.

Hanya perlu tabah, sabar dan kuat menjalani semua kesulitan yang dirasa dalam hidup, jangan berpikir jalan pintas yang tidak sesuai dengan ajaranNya, apalagi sampai mengakhiri hidup begitu saja.

Semoga kalian yang sedang mengalami masalah pelik dalam hidup, segera menemukan jalannya, menemukan pencerahan untuk melangkah lebih pasti. ingatlah bahwa setiap rasa sakit yang kalian alami itu berarti, rasa sakit itu ingin membuatmu menjadi lebih besar dan mendorongmu lebih jauh lagi.

Tetap semangat ya dan katakan pada masalahmu seberapa besar Tuhanmu yang akan membantu menarikmu keluar, dunia ga selebar daun kelor.

Semoga Tuhan memberkati hidup kalian, pasti dan selalu.